"Ke puncak yuk say.." ajak Ale' pacarku tiba-tiba
sambil memeluk badanku yang kecil (160/54).
Dia memang punya sebuah villa di puncak. Memang sih, rasanya
sudah lama sekali kami tidak berlibur, sejak ia membuka usaha
bengkelnya.
"Boleh.. Kapan?" jawabku.
"Jumat sore ini kita berangkat, terus pulangnya senin sore. Kan senin hari libur!"
Boleh juga pikirku. "Ok!" jawabku setuju.
"Jumat sore ini kita berangkat, terus pulangnya senin sore. Kan senin hari libur!"
Boleh juga pikirku. "Ok!" jawabku setuju.
Jumat sore itu, aku dijemput di kantor. Sudah siap dengan semua
barang-barangku. Kuletakkan badanku dijok mobil porche birunya yang
empuk. Sebelum berangkat, ia sempat mencium bibirku lembut, kemudian
menginjak gas, dan kami berangkat ke puncak.
Dalam perjalanan, sebentar-sebentar tangan kanannya mengusap
pahaku, kadang ke dadaku, dan mengusap tetekku yang berukuran 36B,
hingga puting ku mengeras. Ku geser badanku menghadapnya dengan satu
kaki menekuk ke arahnya hingga rokku terbuka dan memperlihatkan
celah vaginaku yang hanya ditutupi celana g-string merah yang
dibelikannya minggu lalu. Jarinya pun menggeser tali g-stringku
kesamping, kemudian memainkan jarinya di vaginaku yang sudah mulai
basah. Jarinya mengorek-ngorek ke dalam vaginaku, seakan berusaha
menarik clitorisku keluar.
"Ssh.. Aah.. Shh.. Ah.." desahku sambil memuntir muntir putingku
sendiri.
Ditengah jalanan yang macet antara puncak dan jakarta, didalam
mobil porche nya yang berkaca hitam, aku membuka resleting
celananya, dan mulai mengulum penisnya yang sudah mulai mengeras.
Batang penis sepanjang 20 cm itu kukulum masuk ke dalam mulutku.
Karena tidak dapat semuanya masuk, aku memegang sisa batangnya
dengan tangan kananku dan mulai mengocoknya.
"Aaakhh.. Say.. Enak.. Pinter banget sih.." sambil tangannya
sebentar sebentar menekan kepalaku.
Kujilati batang penisnya, kuemput buah zakarnya. Kusedot sedot
kepala penisnya, dan kumainkan lidahku berputar putar diatas
helemnya saat penisnya masih dalam mulutku, hingga penisnya yang
besar itu seperti berputar putar di mulutku yang sempit. Tiba tiba
ia menekan kepalaku hingga penisnya terasa penuh dalam mulutku dan
ia mengeluarkan pejunya ke dalam mulutku yang kutelan habis pejunya.
"Ssshh.. Ahh.. Say, makin mahir aja kamu nyedotnya.. Ada yang
ngajarin ya?" ujarnya sambil tersenyum dan melirikku nakal. Aku
kembali ke posisiku bersandar pada sandaran kursi dengan satu kaki
naik dan jariku memainkan vaginaku yang sudah sangat basah.
"Sudah nggak tahan sayang? Ada dildo tuh di dalem dashbord,"
ujarnya sambil menunjuk dashbord mobilnya.
Ia memang paling senang membelikan aku mainan baru berupa dildo
atau hanya sebuah vibrator. Sebuah dildo karet yang cukup kecil
sepanjang 10 cm dan berdiameter 2 cm dengan duri-duri yang agak
rebah. Perlahan dia masukkan dalam vaginaku.
"Sshh.." desisku merasakan ada barang yang masuk dalam vaginaku.
Belum sampai mentok ia mendorongnya, tiba-tiba ia menariknya
cepat dan membuat duri-duri yang tadinya tidur, tiba tiba berdiri
dan menggaruk dinding vaginaku!
"Aaahh.. Allee'.." jeritku kaget, aku tidak mengira akan seenak
itu.
Dengan pintu sebagai topangan badanku, aku sedikit menggoyang
pinggulku mengikuti irama keluar masuk dildo dalam vaginaku. Karena
sesekali Ale' harus melepas dildo itu, akhirnya aku mengambilnya dan
mengendalikannya sendiri.
"Aaahh.. Aahh.. Allee.." desahku setiap kali dildo itu kutarik
keluar.
Belum aku mencapai klimaks, ternyata mobil telah masuk ke dalam
garasi Villanya. Tiba-tiba Ale' membuka pintu yang kusandari, hingga
aku hampir terjatuh, tapi ia menahanku dari belakang. Kemudian ia
mengambil alih dildo yang ada dalam vaginaku dan ia mengocoknya
cepat.
"Ssshha aahh.. Aaahh.. Aaahh.. Allee'.. Ahh.. Fuck me.. Fuck
me.."
Mendengar rintihanku, ia langsung membalik badanku dan
mengarahkan penisnya yang telah berdiri tegak ke lubang vaginaku.
Sekalipun sudah basah, tapi tetap saja, penisnya yang berdiameter 5
cm itu tidak dapat masuk dengan mudah. Setelah beberapa kali kepala
penisnya mengorek lubang vaginaku, akhirnya dapat juga masuk.
"Sshh aahh.." jeritku ketika ia menusukkan penisnya dalam
sekalipun masih tersisa 4 cm diluar vaginaku.
Ia mengikatkan kakiku ke pinggulnya dan ia menarikku keluar dari
mobil, hingga aku digendongnya dengan penis sudah ada didalam
vaginaku. Ia membawaku masuk ke dalam kamarnya di lantai 1,
sekalipun ia harus naik tangga, Ale' tetap kuat mengangkatku, dan
aku sudah mulai mengejang karena terasa sangat mengganjal dengan 4
cm penisnya yang seperti menusuk-nusuk berusaha mendobrak
peranakanku. Dan kakiku semakin kuat menjepit pinggulnya.
Sesampainya di kamar, ia menidurkanku diatas kasurnya yang empuk,
kemudian mengangkat kedua kakiku ke pundaknya dan merapatkan pahaku.
"Ahh.. Allee.. Ennakk.. ffuucckk.. HH.."
Vaginaku terasa sangat sempit, dan ia mengocok penisnya dan
memaksakan penisnya yang tersisa diluar untuk masuk lebih dalam.
Namun tetap tidak bisa. Ia segera membalikkan badanku, hingga dalam
posisi doggy dengan dia berdiri di pinggir kasur. Badanku sudah
mulai bergetar keras karena nikmatnya, Ale' tetap menusukkan
penisnya dengan membabi buta ke dalam vaginaku, sementara tangannya
memeras-meras tetekku dengan keras hingga meninggalkan bekas merah.
"Aaahh.. Allee.. SsSSHH.. Alee.. Aku mau keluaarr nihh.. lebbiihh
ceeppaatt ssaayyaangghh.." pintaku dengan nafsu yang sudah hampir
tidak dapat ditahan lagi.
"Samaa ssayy.. keeluaariin diimanaa?" tanya alle dengan semakin cepat ia mengocok penisnya.
"Di daleemm ajaa.. diddalleemm.. Aaahh.. Ssshh.. Aaahh.." jawabku karena aku sudah minum pil KB beberapa bulan ini.
"Baarreengngg ssaayy.. Dikkitt llaggii.. Aahh.."
"Samaa ssayy.. keeluaariin diimanaa?" tanya alle dengan semakin cepat ia mengocok penisnya.
"Di daleemm ajaa.. diddalleemm.. Aaahh.. Ssshh.. Aaahh.." jawabku karena aku sudah minum pil KB beberapa bulan ini.
"Baarreengngg ssaayy.. Dikkitt llaggii.. Aahh.."
Bersamaan dengan keluarnya pejunya dalam vaginaku dan rongga
vaginaku yang berkedut keras. Entah berapa kali Ale' semprotkan
pejunya, karena cukup banyak, sampai meleleh keluar vaginaku
bercampur dengan cairan cinta dari dalam vaginaku.
"Makasih sayang.." ujarnya sambil mengecup keningku.
"Ale'.. Kamu emang jago!" pujiku padanya.
"Ale'.. Kamu emang jago!" pujiku padanya.
Setelah agak lama aku berbaring di dadanya. Ia menyuruhku
membersihkan diri di kamar mandi, sementara ia mengambil
barang-barang kami di mobilnya.
Sementara aku mandi dengan shower, samar samar aku mendengar ada
orang berbincang bincang di kamar. Tadinya kupikir suara TV yang
keras. Ternyata ketika aku keluar hanya dengan berlilitkan handuk,
aku terkejut melihat Micky dan Barry, dua teman Ale' yang nggak
kalah macho! Ale' langsung memelukku dari belakang dan mencium
leherku dan membuyarkan terkejutku.
"Mereka kesini mau ikutan main say. Kamukan dulu bilang ingin
coba main dengan cowok lebih dari 1. Dari pada cari yang enggak
jelas, mending cari teman sendiri. Mereka juga suka kok say, dan
mereka juga suka kamu. Nggak papa kan?" ujarnya mesra.
"Ale'.. Kamu tahu aja!" ujarku sambil melingkarkan tanganku ke belakang kepalanya kemudian menciumnya mesra.
"Ale'.. Kamu tahu aja!" ujarku sambil melingkarkan tanganku ke belakang kepalanya kemudian menciumnya mesra.
Sambil Ale' menciumku, ia memberi tanda pada kedua temannya untuk
mendekat, ia sedikit mendorongku untuk tiduran di kasur. Ketika aku
sudah terlentang diatas kasur, ia menyodorkan penisnya ke mulutku.
Langsung ku sambut penisnya yang besar itu dan mulai menjilat
jilatnya. Sementara Barry mulai menjilati putingku yang sudah keras.
Micky, memainkan vaginaku dengan lidahnya. Mengorek ngoreknya dengan
lidahnya yang panas.
"Emmpphh.." desahku tertahan penis Ale' setiap kali Micky
mengorek clitorisku dengan lidahnya.
Barry tiba tiba melepas antingnya dan menjepitkan di putingku.
"Barry.. Sakit sayang.." kataku sesaat melepaskan penis Ale' dari
mulutku.
"Tenang sayang.. Enak kok." ujarnya kemudian menjilat putingku yang memakai anting itu.
"Tenang sayang.. Enak kok." ujarnya kemudian menjilat putingku yang memakai anting itu.
Dan memang ternyata enak. Kujilat kembali penis Ale' seperti
menjilat batang eskrim yang besar. Tak lama, Micky melepas mulutnya
dari vaginaku dan tiduran di sebelahku sementara Barry tiduran
diatasku. Kulirik Micky yang sedang mengoleskan penisnya dengan
madu. Ale' mengangkatku hingga hampir duduk diatas Micky yang
terbaring disebelahku. Ia menyandarkan kepalaku ke dadanya yang
bidang, hingga pantatku menghadap Micky.
Tiba tiba kurasakan jari Micky yang telah diolesi madu memasuki
anusku.
"Ssshh.. Aaahh.. Mic, sakit.. Ssshh.." jeritku.
"Tenang say.. Sakitnya cuma sebentar, tapi nikmatnya selangit. Relax aja, dan enjoy biar nggak sakit."
"Tenang say.. Sakitnya cuma sebentar, tapi nikmatnya selangit. Relax aja, dan enjoy biar nggak sakit."
Aku berusaha tenang sambil bersandar pada dada Ale'. Makin lama
makin enak, tak lama kemudian Micky menusukkan penisnya sepanjang 14
cm dg diameter 4 cm, menerobos dalam anusku.
"Aaahh.. Ssshh.." jeritku sambil mempererat pelukanku pada Ale'.
Setelah penisnya masuk semua ke dalam anusku, Ale' membuatku
terlentang diatas Micky. Kemudian ia mengikatkan kedua tanganku ke
kepala ranjang yang cukup tinggi dengan menggunakan kain yang cukup
halus, hingga aku dapat berpegangan dan sedikit mengangkat pantatku
dengan kaki mengangkang. Ale' tidak membuang kesepatan ini untuk
mulai mengorek lubang vaginaku dengan penisnya yang besar.
"Aahh.. Hhh.. Ssshh.. Alee.. Massuukkinn ssayy.." mendengar
permintaanku itu, Ale' tidak segan segan mulai menusukkan penisnya
ke dalam vaginaku.
"Emmpphh.. Penuhh Lee'.. Pelan pelan.."
"Emmpphh.. Penuhh Lee'.. Pelan pelan.."
Perlahan namun pasti, Ale' menusukkan penisnya yang besar itu ke
dalam vaginaku hingga mentok. Ale' mulai mencondongkan badannya ke
arahku dan memakai satu kakinya untuk menopang badannya, ia mulai
mengayunkan pinggangnya. Pertama pelan.. Kemudian makin cepat, dan
makin cepatt..
"Ssshh aahh.. Alee.."
Micky juga mulai menggoyangkan pinggulnya membuat kedua lubangku
dikocok bergantian. Ketika Ale' masuk, Micky keluar. Ale' keluar,
Micky masuk, begitu seterusnya hingga..
"Ahh.. Ssshh.. AAHh.. Ssayy.. Fuckk..!! Alee.. Bentar lagi
dapeett nih.. Aaahh.." jeritku..
"I'm coming.." desah Micky..
"Ssh.. Iiyaa.. Keeluar bareng ya.. Shh.. Aahh.. Ahh" ujar Ale'.
"I'm coming.." desah Micky..
"Ssh.. Iiyaa.. Keeluar bareng ya.. Shh.. Aahh.. Ahh" ujar Ale'.
Tiba tiba kurasakan perasaan nikmat yang tak dapat kutahan,
lorong vaginaku mulai berkedut keras tanda aku mulai orgasme.
"AAH.." jeritku, bersamaan dengan semprotan pejuh di anusku. Disambut dengan tusukkan yang dalam di vaginaku dan tumpahan pejuh Ale' dalam vaginaku serta kedutan yang keras dari penis Micky di anusku dan penis Ale' di vaginaku.
"AAH.." jeritku, bersamaan dengan semprotan pejuh di anusku. Disambut dengan tusukkan yang dalam di vaginaku dan tumpahan pejuh Ale' dalam vaginaku serta kedutan yang keras dari penis Micky di anusku dan penis Ale' di vaginaku.
Lemas badanku dibuatnya, aku masih berada diantara Micky dan Ale'
seperti sandwich yang basah dengan keringat. Masih dengan penis yang
menancap di anus dan vaginaku. Ale' menarikku hingga penis Micky
lepas dari anusku.
"Plop" bunyinya nyaring.
Penis Ale' masih setengah berdiri masih dalam vaginaku, sambil ia menidurkanku di dadanya. Kulirik jam dinding sudah pukul 3 pagi dan aku langsung tertidur lelah.
"Plop" bunyinya nyaring.
Penis Ale' masih setengah berdiri masih dalam vaginaku, sambil ia menidurkanku di dadanya. Kulirik jam dinding sudah pukul 3 pagi dan aku langsung tertidur lelah.
Paginya, aku terbangun karena merasakan ada yang menjilat jilat
vaginaku dan meremas remas tetekku. Ternyata Barry yang menjilatku
dan Ale' serta Micky yang meremas tetekku.
"Ssh.. Aaahh.. Enak Barry.."
Tak lama Barry duduk berlutut di depan vaginaku dan mengarahkan
penisnya yang agak bengkok ke atas seperti pisang itu ke celah
vaginaku.
"Aaahh.." jeritku ketika ia menusukkan penisnya dengan cepat ke
dalam vaginaku.
Seakan ada yang menggaruk bagian atas lorong vaginaku. Kemudian
Barry mengangkat kaki kananku dan meletakkannya di atas kaki kiriku
hingga badanku seperti terpelintir karena kedua tetekku ditahan
dalam mulut Ale' dan Micky.
"Aduuhh.. Enaakkhh.."
Penisnya yang bengkok itu menggaruk bagian dalam vaginaku.
Perlahan namun pasti Barry mengocok vaginaku..
"Sshh.. Aahahh.. Barryy.. Mmmhh.."
Dengan irama 3 kali tusukan pelan dan 1 kali tusukan cepat dan
dalam, membuatku melayang dibuatnya. Tak lama tusukkan penisnya
semakin tak terkontrol, semakin membabi buta membuatku semakin
melayang!
"Ahh.. Ssshh.. Emmpphh.." desahku saat Barry kembali membuka
kakiku hingga vaginaku terbuka lebar dihadapannya.
Ale' menepuk nepuk dan menekan nekan vaginaku supaya aku semakin
terangsang. Ia mengaitkan jarinya ke bibir vaginaku hingga tertarik.
"Ahh.. Ssshh.. Ahh.. Bbarryy.. Lebihh cceeppaat.. Mauu keluaarr
niihh.."
Segera Barry mencabut penisnya. Seketika aku kecewa, ternyata ia
berganti posisi dengan Ale', Ale' langsung menusukkan penisnya yang
besar itu dalam vaginaku dan Barry menjepitkan penisnya diantara
tetekku dan mulai mengocoknya hingga ia memuncratkan pejunya ke
wajahku. Sementara Ale' mengocokkan penisnya yang panjang itu dalam
vaginaku.
"Aaahh.. Ssshh," jeritku terasa semua ototku tegang karena orgasm
yang kurasakan sambil merasakan kedutan penis Ale' menandakan ia
sudah mengeluarkan pejunya dalam vaginaku.
Lemas sekali badanku, harus melayani mereka. Ale' tiba tiba
mengangkatku dan membawaku ke kamarmandi. Disana sudah ada Micky
yang sedang mengisikan bath tub dengan air panas dan sabun susu
wangi. Ale' mencelupkan badanku yang letih ke dalamnya.
"Kamu istirahat dulu deh say.. Nanti kalau sudah selesai,
langsung ke ruang makan ya," ujarnya sambil mencium keningku.
Sekitar setengah jam aku berendam melepas lelah. Setelah selesai,
seperti permintaan Ale' aku menuju ruang makan, hanya dibalut mantel
mandi.
Disana sudah ada dua orang perempuan yang sedang memasak di
dapur. Keduanya tak kalah sexy dariku. Ternyata mereka adalah Amy
(160/54 34C) yang ternyata pacarnya Micky. Serta Sylvy (158/53 34B)
yang adalah pacarnya Barry. Keduanya memakai celana hotpants yang
memperlihatkan paha mereka yang putih dan mulus dan kaos model
kemben yang hanya menutup payudara mereka yang besar. Samar samar
terlihat puting mereka menonjol dibalik kaosnya.
"Sini sayang, kita sarapan dulu," ujar Ale' sambil mengeluarkan
kursi disebelahnya.
Setelah menunggu aku duduk, ia pun duduk di kursinya. Micky dan
Amy ternyata sudah selesai makan, dan mereka sekarang ada di dapur
sambil berciuman ditonton kami berempat.
Celana Amy dibuka dan di lemparkan ke bawah kemudian melepaskan
kembennya, hingga Amy menjadi bugil. Kulihat penis Ale' dan Barry
yang berada disisiku yang satunya sudah berdiri tegak. Aku dan Sylvy
saling melihat, tak lama Sylvy menghilang dibawah meja, ternyata
sedang meng-oral penisnya Barry. Ale' kemudian melihatku seakan
memintaku mengoral penisnya. Tapi karena aku belum selesai makan,
aku hanya mengocok penisnya pelan sambil berkata,
"Sabar sayang.."
Micky mengangkat kaki kanan Amy kemudian mulai menusukkan
penisnya dalam-dalam.
"Aaahh.." desah Amy membuatku juga semakin terangsang.
Ale' yang telah selesai makan, menyingkapkan mantel mandiku dan
mulai menggigit putingku yang sudah mengeras dan mengorek vaginaku
dengan jarinya. Sambil aku menekan kepalanya ke dadaku, aku melihat
Micky yang sedang mengocok vagina Amy sambil menciumi teteknya dan
Barry yang keenakan disebelahku karena penisnya dikulum Sylvy.
"Aaagghh.. Mic.. I'm commingg.." jerit Amy.
Tak lama kulihat lelehan pejuh di paha kiri Amy menandakan Micky
sudah menembakkan pejunya.
"Ssshh.. fuucckk.." desah Barry disebelahku, kemudian kulihat
Sylvy muncul dari bawah meja dengan bibirnya penuh dengan pejuh.
Ale' melepaskan pagutannya di tetekku.
"Nonton BF yuk," ajaknya ke ruang TV. Dan kami bermain sepanjang hari.
"Nonton BF yuk," ajaknya ke ruang TV. Dan kami bermain sepanjang hari.
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar